Rabu, 13 Juni 2012

7 Pemain Muda Berbakat yang Berlaga di Euro 2012


7 Pemain Muda berbakat yang Berlaga di Euro 2012 - Euro 2012 akan diselenggarakan sebentar lagi, kejuaraan sepakbola antar negara se-benua Eropa ini termasuk yang dinanti-nanti oleh para penggila dan mania bola di seluruh tanah air. Euro 2012, selain sebagai ajang unjuk prestasi negara dan pengokohan sebagai kampium sepakbola se-jagat eropa, juga akan bermunculan para pemain-pemain baru yang akan bersinar.

Para bintang sepak bola, Xavi Hernandez, Cristiano Ronaldo, Robin van Persie, Zlatan Ibrahimovic, hingga Wayne Rooney, akan unjuk kehebatan di Polandia dan Ukraina, 8 Juni hingga 1 Juli 2012. Namun, di antara jajaran pemain bintang yang dibawa ke-16 tim peserta, terselip pemain remaja yang mungkin akan tampil mengejutkan di pesta nanti. Inilah 7 Pemain Muda berbakat yang Berlaga di Euro 2012.

1. Alex Oxlade-Chamberlain

Pemain Arsenal 18 tahun ini sudah menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang. Setelah membela Southampton berpromosi ke Divisi II Inggris musim lalu, ia dikontrak Arsenal pada usia 18 tahun. Pemain gelandang yang ngotot menyerang ini telah mencetak sembilan gol dalam 34 kali penampilannya membela Southampton musim lalu. Di musim ini, bersama Arsenal, ia telah tampil 18 kali dan mencetak dua gol. Pada Liga Champions lalu, Arsene Wenger menurunkannya empat kali.

Di tim nasional Inggris, Oxlade-Chamberlain sadar belum tentu menjadi starter, tapi ia berjanji akan tampil maksimal di Piala Eropa nanti. “Saya hanya ingin tampil di Polandia dan Ukraina serta belajar sebanyak mungkin dari para pemain berpengalaman. Saya akan berlatih bersama mereka dan berupaya semaksimal mungkin,” katanya. Di Piala Eropa nanti, patut dinanti apakah Chamberlain akan menjelma menjadi permata tim Inggris, seperti Wayne Rooney, yang menarik perhatian dunia saat perhelatan Piala Eropa 2004.

2. Jetro Willems

Pemain baru tim PSV Eindhoven, 18 tahun, ini menarik perhatian pelatih Belanda, Bert van Marwijk, berkat penampilannya yang apik. Di Piala Eropa nanti, ia sangat mungkin terpilih menjadi starter di posisi bek karena Belanda kehilangan Erik Pieters yang cedera. Pemain dengan tinggi 169 sentimeter ini mengandalkan kecepatan serta adu duel satu lawan satu. Skill ini diperlukan khususnya untuk menghadapi pemain Denmark, Jerman, atau Portugal, yang akan menjadi lawannya di laga penyisihan grup. Meski minim pengalaman di tim senior, Williems pernah mengantarkan Belanda menjadi juara Piala Dunia U-17.

3. Rafal Wolski

Rafal Wolski disebut sebagai pemain muda paling menjanjikan yang dimiliki Polandia. Striker Legia Warsawa, 19 tahun, ini bahkan dibanding-bandingkan dengan seniornya yang berasal dari klub Borussia Dortmund, Mario Gotze. Gelandang serang ini dikenal lihai dalam membawa bola. Penguasaan lapangannya pun baik. Saat membawa bola, kemampuannya sering dibandingkan dengan Zinedine Zidane, yang sering memutar badan ke belakang untuk mengelabui lawan. Kecemerlangannya diharapkan ikut membantu tuan rumah Polandia membuat kejutan.

4. Jack Butland

Cederanya kiper Inggris, John Ruddy, membawa berkah bagi Jack Butland. Kiper Birmingham City berusia 19 tahun ini tak pernah menyangka bisa diboyong ke Polandia dan Ukraina, apalagi di klub pun ia hanya dipinjamkan ke klub Divisi III Inggris, Cheltenham Town. “Sekarang saya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada," katanya. "Terpilih masuk skuad Inggris adalah pengalaman yang luar biasa. Saya menikmati tiap menit.”

Dengan perawakan setinggi 193 sentimeter, Butland berhasil tidak kebobolan dalam sebelas pertandingan Cheltenham musim ini. Pemain kelahiran Bristol ini hanya kebobolan 26 gol pada musim 2011/2012. Pada 2011, ia menjadi kiper andalan Inggris dalam Piala Dunia U-20 di Kolombia. Saat itu gawangnya sama sekali tidak bobol dalam tiga laga penyisihan. Pelatih Inggris U-21, Stuart Pearce, langsung memanggilnya dan sudah menurunkannya enam kali. Di tim senior, ia memang masih menjadi pelapis bagi dua seniornya, Joe Hart dan Robert Green. Tapi, bila hal buruk terjadi pada seniornya itu, Butland sudah siap membuktikan kemampuannya.

5. Kostas Fortounis

Fortounis mulai menarik perhatian klub-klub Eropa saat bermain bagi klub Asteras Tripoli FC. Klub raksasa Italia, Juventus, sempat ingin meminjam pemain berusia 19 tahun ini pada Januari 2011. Tapi ia lebih memilih pindah ke klub Jerman, Kaiserslautern, musim panas lalu. Ia pun langsung menjadi penggawa inti tim itu dan telah tampil 28 kali pada musim ini. Bersama tim nasional Yunani, ia memulai laga perdananya saat laga persahabatan melawan Belgia, yang berakhir imbang 1-1, pada Februari lalu. Performanya memikat hati pelatih Yunani, Fernando Santos, sehingga memutuskan membawanya ke putaran final.

6. Maxym Koval

Pada usia 16 tahun, Maxym Koval sudah menjadi kiper utama di salah satu klub Ukraina, Metalurh Zaporizhya. Dalam 19 kali penampilan, ia hanya kebobolan 23 kali. Ia hijrah ke Dynamo Keiv pada 2010 sebagai pelapis Olexandr Shovkovskiy. Karena seniornya tersebut tak kunjung sembuh dari cedera dan Koval menunjukkan performa yang kian stabil, ia pun kini menjadi kiper utama Dynamo Kiev.

Koval juga masuk daftar 100 pemain muda terbaik versi majalah Spanyol, Don Balon. Ia dipanggil masuk tim senior Ukraina pada 2011 saat melawan Prancis dan Uzbekistan, walaupun tidak bermain. Krisis penjaga gawang di tim nasional Ukraina memaksa pelatih Oleh Blokhin memasukkannya ke skuad utama Ukraina sebagai pelapis bagi Andriy Pyatov dan Oleksandr Goryainov.

Pengalaman Koval dalam tim senior memang sangat minim. Tapi, untuk level tim nasional junior, kemampuan Koval sudah teruji. Kejelian dan refleksnya yang luar biasa sudah terbukti di tim Ukraina U-17, U-19, dan U-21.

7. Jores Okore

Pemain andalan FC Nordsjaelland di Liga Denmark sepanjang musim ini dikenal sebagai bek yang agresif. Walaupun baru berusia 19 tahun, ia selalu tampil tenang ketika menguasai bola. Ia juga disebut sebagai pemain muda yang visioner karena mampu mengantisipasi pergerakan bola dan lawan. Ia dipanggil ke timnas pada 6 November 2011. Ia baru melakukan debut pada 11 November 2011 ketika menggantikan Andreas Bjelland dalam sebuah laga persahabatan melawan Swedia. Ia kemudian menjadi starter dalam laga persahabatan melawan Finlandia pada 15 November 2011.

Pelatih Morten Olsen mungkin tergoda untuk memberi banyak kesempatan kepada pemain remaja ini. Teknik yang dimiliki Okore akan menjadi pelengkap luar biasa bagi pengalaman dan kemampuan dari bek senior Denmark, seperti Daniel Agger atau Simon Kjaer, di sentral pertahanan Denmark. Fisik Okore yang sangat bertenaga tentunya cocok untuk melayani gaya permainan menyerang serta kecepatan cepat Jerman, Portugal, dan Belanda.

Itulah ketujuh daftar pemain muda beserta profilnya, mereka akan berlaga di Euro 2012, dan tidak menutup kemungkinan akn menjadi bintang baru.

keunikan dunia sepak bola

13177052121552012564
Sepak bola itu ada sisi uniknya. Mungkin ini sering tidak disadari orang. Tapi dari keunikannya ini, sepak bola tetap indah untuk dilihat. Keunikan itu antara lain:
1. Di dalam permainan sepak bola, bola satu diperebutkan dua puluh dua pemain. Barangkali inilah yang membuatnya permainan orang gila. Coba saja lihat, dua puluh dua pemain memperebutkan satu bola. Kalau orang yang waras pasti tidak mau susah-susah memperebutkan satu bola, mendingan satu pemain diberi satu bola jadi tidak perlu susah-susah harus memperebutkannya hehehehehehe.
2. Di sepak bola, ada kartu yang berwarna merah dan kartu berwarna kuning. Fungsi keduanya mirip seperti lampu traffic light. Kalau merah di lampu traffic light berarti berhenti, di sepak bola juga berarti berhenti bemain sepak bola di lapangan alias dikeluarkan. Sementara, kalau kuning di lampu traffic light berarti hati-hati, di sepak bola juga berarti pemain yang mendapatkan kartu kuning akan cenderung bermain hati-hati agar tidak mendapat kartu kuning kedua. Yang saya heran, mengapa tidak ada kartu hijau dalam sepak bola ya? Semoga FIFA bisa segera membuat kartu hijau hehehehehe.
3. Nama-nama klub sepak bola terdengar cukup menggelitik dan unik. Seperti ada klub Reading di liga Inggris (Divisi Championship) padahal Reading berarti membaca. Orang yang tidak menggenari sepak bola mungkin akan menyangka Reading ini klub membaca bukan klub sepak bola hehehehe. Di League Two (Perancis), ada klub bernama Sedan. Kalau di Indonesia, Sedan identik dengan mobil. Di Divisi Satu Spanyol, ada klub bernama Hrcules padahal klub ini sama sekali tidak hubungan dengan legenda asal Yunani itu. Mungkin masih banyak lagi nama-nama klub yang menggelitik dan unik di dunia.
4. Di sepak bola, hampir selalu ada kontroversinya. Dan inilah satu keunikan sepak bola yang tidak ada di cabang olahraga lainnya. Anda tentu masih ingat bagaimana gol Frank Lampard ketika Inggris melawan Jerman di babak kedua kedua Piala Dunia 2010 lalu dianulir wasit padahal tayangan ulang memperlihatkan bola sudah menyentuh bagian dalam gawang? Sampai saat ini dan mungkin kontroversi akan terus ada di sepak bola. Tapi walaupun begitu, kontroversi tidak akan membuat sepak bola hancur. Justru akan membuat sepak bola semakin digemari. Betul kan!!

keunikan laga spanyol kontra italia


Partai Spanyol kontra Italia yang berlangsung Minggu (10/6) kemarin disebut-sebut sebagai partai “Big Match” yang terlalu dini. Partai ini menyuguhkan pertarungan 2 taktik yang sangat berbeda, dan hasil akhirnya sepertinya cukup adil bagi kedua tim.

Sebenarnya kedua tim memiliki peluang-peluang emas untuk memenangkan pertandingan tersebut. Salah satunya didapatkan oleh Balotelli ketika Sergio Ramos melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal di babak ke 2. Sementara itu Fernando Torres juga memiliki dua peluang yang cukup bagus, namun sayangnya tidak dapat dikonversi menjadi gol.

Pertandingan itu mampu menghibur penonton karena kedua tim yang bertanding langsung saling menyerang sejak peluit awal dibunyikan. Dan semakin menarik ketika kedua tim menggunakan taktik yang sedikit beresiko untuk pertandingan berskala besar tersebut.

Hal apakah yang akan terjadi pada kedua tim tersebut ke depannya? Dan bagaimanakah peluang mereka untuk dapat menjadi juara di ajang EURO 2012 ini? Berikut pembahasannya:

1. Gelandang-gelandang Spanyol Membutuhkan Penyelesai Akhir
Spanyol memiliki segudang gelandang hebat berkelas dunia. Tak banyak gelandang di dunia yang mampu menandingi kualitas individu pemain macam David Sila, Cesc Fabregas, Xavi dan Iniesta. Xabi Alonso dan Sergio Busquets juga merupakan gelandang top, walaupun mereka lebih berperan dalam urusan bertahan.

Namun sepakbola di dunia nyata berbeda dengan sepakbola dalam game semacam FIFA 12. Seorang pelatih tidak bisa begitu saja memainkan pemain-pemain terbaiknya sekaligus dalam satu pertandingan dan berharap nantinya pemain-pemain tersebut akan langsung mampu menghasilkan peluang satu sama lain.

Inilah yang menyebabkan Spanyol tidak mampu menghasilkan banyak peluang gol dalam laga semalam, walaupun mereka mampu mendominasi pertandingan dan melakukan banyak sekali passing. Jelas sekali tim Spanyol ini tidak memiliki sentuhan maut seperti layaknya sentuhan ala seorang striker.

Bahkan, jika bukan karena umpan manis David Silva kepada Fabregas yang mampu menyamakan kedudukan menjadi imbang, Del Bosque mungkin akan menjadi sasaran empuk bagi pers karena kesalahannya dalam meramu taktik.

Hasil imbang 1-1 tersebut akan menyelamatkan Del Bosque dari kritikan-kritikan pedas yg akan menimpanya, dan akan membuat Del Bosque belajar dari kesalahannya tanpa tekanan ekstrim dari media-media Spanyol. Anda bisa berkomentar apapun tentang kemampuan finishing Torres, tapi, berkat pergerakan dan kemampuannya dalam mencari ruang, Spanyol mampu tampil lebih berbahaya di babak kedua.

Dengan Torres yang semakin pede, atau mungkin Llorente atau Negredo, Spanyol akan tampil jauh lebih berbahaya dan mematikan di pertandingan-pertandingan selanjutnya.


2. Barisan Bek Spanyol Tampil Kurang Meyakinkan
Iker Cassilas tidak terbentengi dengan baik oleh para bek Spanyol. Jika saja Super Mario tampil on fire, mungkin Italia akan mampu mencetak 2 gol. Fakta bahwa para bek Spanyol sering tertekan oleh para barisan striker Italia jelas tidak bisa diabaikan.

Pertahanan di sisi kanan kiri yang ditempati Alvaro Arbeloa dan Jordi Alba tampil kurang meyakinkan. Arbeloa dan Emmanuele Giaccherini, bek Italia, saling meredam satu sama lain, namun, seharusnya ini tidak terjadi karena Arbeloa adalah pemain yg memiliki jam terbang lebih tinggi.

Arbeloa seharusnya mampu memberikan opsi menyerang dari sisi sayap yang memanfaatkan lebar lapangan, namun yang terjadi adalah tidak ada serangan yang muncul dari sisi tersebut, dan diperparah dengan mudahnya ia kehilangan bola.

Sementara Alba mampu berkontribusi sedikit lebih baik dalam membantu Spanyol menyerang, namun, sayangnya, seperti halnya Arbeloa, kebanyakan serangan-serangan Alba pun dapat mudah dimentahkan Christian Maggio.

Berpindah ke sisi bek sentral, justru sisi inilah yang membuat Casillas harus pontang panting menahan gempuran lawan. Ramos bermain buruk. Dialah yang menyebabkan terjadinya gol Di Natale. Tentunya Pirlo juga patut mendapatkan pujian, karena umpannya yang mampu menyulitkan Ramos.

Pique pun juga tidak lebih baik dari Ramos. Posisinya sebenarnya lebih dekat pada Di Natale. Di Natale bahkan mampu melewatinya 2 kali setelah mencetak gol.

Sebetulnya hanya Puyol yang menjadi pilihan utama di posisi bek sentral. Sayangnya dia masih dibekap cedera. Pergantian formasi dengan menempatkan seorang striker tunggal akan mampu meringankan beban para bek Spanyol, terutama ketika para fullback mendapat sokongan dari para gelandang sayap.

3. Mengapa De Rossi Tidak Menjadi Bek Tengah Sejak Dulu?
Perhatian juga tertuju kepada De Rossi ketika ia menjalani debut di timnas Italia sebagai seorang bek tengah. 73 partai sebelumnya ia jalani sebagai seorang gelandang bertahan. Penampilannya sebagai seorang bek tengah mengagumkan! 3 tekel yang sempurna, 5 intersep, 3 clearance, 2 kali menghadang tembakan, 8 umpan jarak jauh yang akurat, dan yang paling sempurna adalah, dia bermain tanpa mendapatkan satupun kartu kuning!

Walau kesuksesan pola 3-5-2 yang diusung Prandelli mungkin masih diragukan, namun tidak begitu dengan penampilan De Rossi. Penampilannya berkelas, dan semoga kita masih akan sering melihatnya bertanding di posisi tersebut.

4. Balotelli Bukanlah Striker Terbaik Italia Malam Itu
Ada saat-saat dimana anda bisa melihat bahwa Balotelli sangat berhasrat membela negaranya, namun apa yang diharapkannya tidak terjadi. Tapi, di saat-saat lain, kelakuannya justru sangat membingungkan semua pihak. Kebiasaannya dalam melakukan tekel-tekel bodoh sangat membuat kesal para fans, dan tentunya para wasit juga, yang ujung-ujungnya, berhadiah kartu kuning untuk Balotelli.

Pergerakannya ketika berada di depan gawang juga mengecewakan, walaupun Casillas juga berandil dalam menutup ruang tembak Balotelli, tetapi setidaknya Balotelli bisa mencoba melepaskan tembakan untuk menyulitkan Casillas.

Berita buruk bagi balotelli di malam tersebut adalah bagusnya penampilan para pesaingnya di lini depan tim Italia.

Cassano mampu merepotkan barisan bek Spanyol sebelum diganti di menit ke 66. Penggantinya, Sebastian Giovinco, juga sama merepotkannya seperti Cassano. Aksinya di menit ke 77 hampir berbuah gol bagi Italia.

Balotelli mungkin akan mendapatkan kesempatan lagi untuk membuktikan dirinya di pertandingan selanjutnya. Tapi jika saat itu dia tak kunjung bermain bagus, kemungkinan Di Natale akan menggantikannya lagi. Usianya memang sudah menginjak 34 tahun, tetapi Di Natale adalah tipe pemain yang tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi.

5. Apakah Spanyol Benar-Benar Membutuhkan Xabi Alonso & Sergio Busquets?
Walaupun Xabi mempunyai catatan statistik bermain yang bagus, Xabi tidak diperlukan dalam tim Spanyol. Sudah ada Busquets dalam tim Spanyol, yang juga dapat mengumpan dan melakukan tekel. Walaupun Alonso mampu mengumpan lebih baik dari Busquets, dia bukanlah pengumpan yang lebih baik dari Xavi.

Alasan utama dari problem ini adalah, Spanyol perlu mengorbankan salah satu dari gelandang mereka untuk menggantinya dengan seorang striker. David Silva, Iniesta dan Xavi jelas tak tergantikan. Mereka semua bermain sangat apik sepanjang pertandingan dan terlalu sayang jika dicadangkan.

Jadi tersisa Busquets, Xabi dan Fabregas. Busquets adalah pemain bertahan yang sangat disiplin, sehingga sangat sayang jika dicadangkan. Ide awal memasang Alonso dan Busquets bersama sebagai starter memang untuk memastikan bahwa lini pertahanan Spanyol yang masih lemah dapat terlindungi dengan baik.

Dan sekarang tersisa nama Xabi Alonso dan Fabregas. Mencadangkan Fabregas memang tidak akan terlalu berpengaruh bagi Spanyol. Posisinya sebagai gelandang serang akan digantikan Xavi, yang akan diapit oleh Iniesta dan Silva. Namun Spanyol akan lebih berbahaya jika Xavi mengatur pertandingan dari sektor tengah, berdampingan dengan Busquets, dengan Iniesta, Silva dan Fabregas berada di depannya.

Taktik ini akan membuat Spanyol kehilangan gelandang bertipe pekerja keras, tapi, jika mengacu pada permainan Barcelona yang sukses dengan hanya mengandalkan satu gelandang bertahan saja, mengapa tim Spanyol tidak mencobanya juga?

Lagipula, pertahanan terbaik adalah menyerang, dan tim lawan tidak akan mampu mengancam gawang Casillas karena mereka akan sangat sibuk bertahan dari serangan-serangan lini depan tim Spanyol.

6. Italia Membutuhkan Pemain yang Lebih Baik di Sektor Sayap
Banyak yang tidak menyadari bahwa pertarungan di sektor ini cukup minim sekali. Tidak banyak aksi-aksi yang berasal dari Arbeloa, Alba, Giaccherini dan Maggio. Lini tengah kedua tim-lah yang justru banyak berbicara.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Spanyol perlu mengakomodasi kehadiran seorang striker dan sistem bermain yang lebih melebar, seperti pola 4-2-3-1, atau bahkan pola 4-3-3 yang sudah dimodifikasi dan digunakan banyak tim sekarang, Italia juga memerlukan penyesuaian yang serupa.

Mereka sebetulnya mendapatkan kesempatan untuk menguji kelemahan Spanyol di sisi lebar lapangan, namun gagal melakukannya karena pemain sayap mereka gagal melaksanakan tugasnya.

Tim Italia memang tidak mempunyai banyak opsi untuk pemain-pemain sayap. Dari 13 pemain tengah dan depan yang mereka pilih untuk Euro ini, hanya Giaccherini seorang yang merupakan seorang pemain sayap murni. Beruntung masih banyak pemain bertahan yang dapat bermain sebagai sayap.

Di sisi kanan, Ignazio Abate merupakan salah seorang bek kanan terbaik di dunia. Walaupun dia adalah pilihan kedua setelah Maggio, sejatinya dia dapat memberi timnya tambahan kekuatan yang berarti.

Walaupun sedikit memaksakan, Giovinco bisa bermain apik jika dipasang di sisi sayap kiri tim Italia. Walaupun ketika bermain di Parma dia berposisi sebagai second striker, namun justru di awal-awal karirnya sebagai pemain bola, ia menempati posisi winger. Giovinco lebih cepat dan lebih berbakat daripada Giaccherini. Bahkan seorang Balzaretti pun lebih layak dimainkan daripada Giaccherini.

7. Kedua Tim Akan Melaju ke Babak Berikutnya
Tidak ada yang patut disalahkan selain tim Italia dan Spanyol itu sendiri, jika mereka tidak lolos dari grup C ini. Kroasia memang ancaman serius bagi keduanya. Kroasia mampu menang meyakinkan dari Irlandia dengan skor 3-1, dan mereka hanya akan membutuhkan 2 atau 3 poin lagi untuk lolos dari babak penyisihan grup.

Pemenang grup C akan menghadapi runner-up grup D, dan sebaliknya. Walaupun hal tersebut merupakan skenario yang buruk bagi penghuni grup C, namun berbeda bagi penghuni dari grup B, grup maut. Penghuni grup B akan menghadapi lawan yang lebih enteng di babak knock-out. Artinya, siapa pun yang lolos dari grup C tidak akan menghadapi peserta dari grup maut, B, setidaknya hingga babak semifinal.

Dari sini semuanya bisa terjadi. Masih banyak pertandingan yang akan dilangsungkan sebelum kita bisa mulai memprediksi apa yang akan terjadi di babak semifinal. Italia dan Spanyol telah mengambil langkah pertama mereka dengan bagus.

Tapi tersisa waktu 180 menit lagi yang masih akan dimainkan sebelum mereka lolos babak penyisihan, dan masih lebih banyak lagi menit yang dimainkan hingga mencapai partai final Euro 2012. Jalan menuju final akan berliku-liku.

Selasa, 12 Juni 2012

momen lucu dalam olahraga

Olahraga tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Olahraga dibutuhkan untuk keseimbangan antara kesibukannya dengan menjaga kebugaran tubhnya. Sedemikian pentingnya olahraga ini sehingga diadakanlah kompetisi-kompetisi yang memacu manusia agar lebih giat lagi berolahraga dan mencetak prestasi. Sayangnya tidak semuanya berjalan dengan mulus...



















CR7 vs mesayah

Agan2 pasti akur jika dibilang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo adalah pemain terbaik di dunia sekarang ini. Jaga dulu keyakinan itu. Di antara mereka, siapa yang paling hebat, best of the best? Pasti LM10 dong, buat separo orang. Ah CR7 lebih hebat, kata yg lain. Memang amat bijaksana, jika anda tak keburu yakin sebelum ada parameternya. Ada kehebatan, tentu ada kelemahan. Tanpa keluar dari konteksnya, mari kita telaah satu per satu keunggulan keduanya dan tentu juga kekurangan mereka.

Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro [26] menjadi pemain termahal dalam sejarah sepak bola dunia usai ditransfer ke Real Madrid dari Manchester United pada 2009. Nilai transfernya £80 juta, alias €94 juta, alias US$132 juta, atau Rp 1,2 trilyun. Gajinya £11 juta per tahun, alias £66 juta selama 6 tahun, atau setara Rp 1 trilyun. 10.000 juta perak! Itu batu gaji tok. Ditambah tetek-bengek lain mulai pencitraan diri hingga share-values lain, walhasil nilai total buyout CR7, jika ada yg mau, sebesar €1 milyar atau Rp 12,5 trilyun.

Nilai total buyout Lionel Andres Messi [24] "cuma" seharga US$132 juta atau setara Rp 3,6 trilyun. Kok timpang jauh? Sebab Barcelona mendapatkannya nol, gratis,sejak mencomot dari Newell's Old Boys di Argentina kala Leo berusia 12 tahun. Dari sisi kepribadian juga berpengaruh. Messi tidak lenje, pesolek, atletis, tampan, atau seambisius CR7. Ia rendah; baik sikap, tubuh dan hatinya. Memang ini bagus dari segi personaliti dan kelakuan, namun di dunia bisnis itu bisa "merugikan" dirinya dan klub yg menaunginya.

bulu tangkis (taufik hidayat)

Langsung ke: navigasi, cari
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat 2.jpg
Informasi pribadi
Tanggal lahir 10 Agustus1981(umur 30)
Tempat lahir Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Pasangan Ami Gumelar
Anak Natarina Alika Hidayat
Nayutama Prawira Hidayat
Tinggi 1.76 m (5 ft 9 in)
Berat 64 kg
Asal negara  Indonesia , Indonesia
Rekor bertanding
Pegangan tangan Kanan

Ranking dunia tertinggi 1 (1998)
Ranking dunia saat ini 12 (23 Januari 2012)
Profil di PB - PBSI
Catatan medali
Bulu tangkis Pria
Emas Olimpiade Athena 2004 Tunggal Pria
Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 30 tahun) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.
Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.
Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).
Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.[1][2]
Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga

inter milan vs indonesia U23

Inter Milan menundukkan timnas Indonesia U23 4-2 dalam laga persahabatan sore ini, 26 Mei 2012.

Gol-gol Inter dicetak oleh Coutinho yang mencetak 2 gol di babak 1 dan dua gol Giampolo Pazzini di babak ke-2.

Gol dari timnas di cetak oleh Patrick Wanggai pada meni tke-40 babak 1 dan Yoshua Pahabol di menit ke-92.

Coutinho membuat Inter Milan unggul sementara 1-0 atas timnas U23. Berawal dari tendangan keras Maicon, dan kemelut di depan gawang Timnas Indonesia, bola ditendang keras oleh Coutinho dan gol.

Selanjutnya, Patrick Wanggai mencetak gol bagi Timnas U23 dan mengubah skor menjadi 1-1.  Diawali dengan kecepatan Okto Maniani dari sayap kiri, dan mengumpan silang ke Tibo, tapi gagal dikuasai penuhy. Bola liar ditembah oleh Patrick Wanggai dengan keras dan gol.

Coutinho buat skor jadi 2-1 setelah mencetak gol pada menit ke-40 babak 1 . Di babak ke-2, dominasi Inter makin kentara. Giampaolo Pazzini, yang masuk menggantikan Samuele Longo di babak kedua, mencetak dua gol. Gol pertamanya hadir juga dengan diawali umpan lob dari Cambiasso.
Pazzini membuat gol keduanya di menit ke-74 setelah menerima umpan terobosan dari Milito. Serbuannya gagal ditahan bek-bek Indonesia sehingga ia dengan mudah melepaskan tendangan ke gawang Markus.

Indonesia akhirnya memperkecil skor lewat Yoshua Pahabol di menit ke-92. Gol tersebut diawali dengan aksi ciamik Valentino yang melakukan tusukan dari sisi kiri.

Secara keseluruhan, Inter Milan menguasai jalannya pertandingan. Pemain Indonesia bahkan hampir tidak pernah bisa menembus pertahanan Inter dan tidak pernah mendekati gawang, apalagi melakukan tembakan.

Sekitar 50.000 penonton padati stadion Gelora Bung karno untuk menyaksikan laga persahabatan antara Timnas Indonesia U23 vs Inter Milan.
Sebagian besar penonton tersebut merupakan penggemar Inter Milan, atau yang biasa disebut Interisti dengan berbagai atribut berwarna biru, mulai dari jersey, bendera, maupun cat muka.

Para Interisti tersebut datang dari seluruh penjuru Indonesia. Penonton juga memberikan dukungan pada timnas U23 yang merupakan cikal bakal timnas Indonesia dalam Sea Games di Myanmar 2013.

Yel-yel dinyanyikan oleh para Interisti dan pendukung timnas U23. Para penonton banyak berharap timnas U23 memberikan perlawanan menghadapi Inter Milan agar pertandingan berjalan menarik.